Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Dalam Kesepian, Aku Mencintaimu

Gambar
Saat ini aku memilih mencintaimu dalam kesepian. Mengapa demikian? Sebab dalam kesepian, tidak ada yang memilikimu selain aku. Mungkin alasan seseorang jomblo sampai detik ini akibat adanya seseorang yang berdoa untuk seseorang dalam diamnya.  Mungkin juga alasan seseorang gagal berkali-kali dalam suatu hubungan disebabkan adanya seseorang yang berdoa sekeras mungkin untuk seseorang itu, supaya seseorang itu dijauhkan dari orang yang keliru. Apakah Anda sempat terpikirkan hal ini? Di umur penulis saat ini yang otw 21, banyak teman-teman penulis yang sudah menemukan dambaannya. Penulis tentu saja ingin seperti itu, tapi kok tidak nemu-nemu, ya?! Terlepas dari pertanyaan itu, esensinya ialah "tenang saja." Apabila seseorang masih belum dapat menemukan "the one", mungkin memang Allah SWT ingin melihat seseorang tersebut asik dengan dirinya sendiri terlebih dahulu.  Allah juga masih memberikan waktu untuk seseorang memantapkan diri dan merekonstruksi diri, sebab kehidup...

Kelompok 06 Mata Kuliah Hadits Hukum

Gambar
Kelompok 06 dalam Mata Kuliah Hadits Hukum ini beranggotakan dua orang, yakni Ahmad Fauzi Muhana (2022180017) dan Riska Novia Wati (2022180036). Kami mengulik pembahasan; Hadits Ihwal Pemimpin yang Kasar, Tidak Profesional, Indisipliner, Pentingnya Etika dan Karakter, Amar Ma'ruf Nahi Munkar Dalam Masyarakat, dan Bela Negara serta Cinta Tanah Air. Tulisan ini kami tuliskan dengan tujuan untuk memudahkan pembaca agar dapat membaca secara singkat dan mudah dipahami serta mengaplikasikan pelajaran yang telah Bapak Muhammad Jaidi, S. Pd.I., M.H. sampaikan kepada kami mengenai Blogspot pada semester dua lalu. 1. Hadist Ihwal Pemimpin yang Kasar, Tidak Profesional dan Indisipliner - Terjemah Hadits  Salah seorang sahabat Nabi bernama Aiz bin Amru telah menemui Ubaidillah bi Ziyad lalu mengatakan: Sesungguhnya aku telah mendengar Nabi bersabda: Sesungguhnya pemimpin yang paling jahat adalah yang bengis zalim, maka hati-hatilah jangan sampai engkau termasuk dari mereka.  Dari Aisyah...

Pemilwaraya 2024 Terasa Sepi; Ada Apakah Ini ?

PEMILWARAYA 2024 STAI Darul Ulum Kandangan telah kita lewati. Pelantikan Akbarpun telah diselenggarakan sebagai tanda bahwa telah disahkannya Ketua Umum dan kepengurusan baru organisasi mahasiswa (ormawa) di lingkungan STAI Darul Ulum Kandangan. Pemilwaraya 2024 lalu telah terukir dalam sejarah, dan ini mesti kita ingat selalu. Sebab hal ini sebagai refleksi radikal dan kritik yang tajam. Mengapa demikian? Karena Pemilwaraya seharusnya menjadi momentum istimewa. Sebuah perayaan demokrasi yang dinanti-nanti oleh seluruh sivitas akademika. Akan tetapi, Pemilwaraya 2024 lalu justru terasa sepi, bagaikan perayaan tanpa sukacita. Sepinya Pemilwaraya ini patut menjadi refleksi kritis yang komprehensif. Ini merupakan indikasi bahwa demokrasi ormawa di STAI Darul Ulum Kandangan sedang mengalami kemunduran yang signifikan. Penulis dalam hal ini telah menganalisis beberapa hal yang menjadi akar problematika dari anomali diatas, diantaranya adalah: 1.  Minimnya Sosialisasi yang Efektif dan Me...

Teguran yang Mempermalukan

Gambar
Salah satu media sosial yang banyak digandrungi dewasa ini ialah WhatsApp yang pada mana aplikasi ini dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang-orang. Didalamnya terdapat fitur stiker yang beraneka macam kreasi yang ditawarkan oleh WhatsApp maupun orang lain yang membuat stiker. Kita kerapkali menggunakan stiker dengan wajah seseorang yang tidak kita kenali maupun kita kenali. Wajah tersebut diedit menjadi stiker WA guna menjadi bahan tertawaan.  Pada suatu hari, ada seorang mahasiswa yang berlatarbelakang pekerja keras dalam mencari uang demi kebutuhannya. Kerja kerasnya itu hampir membuatnya aktif 24 jam, sehingga ketika waktu perkuliahan tiba, ia pun nampak kelelahan dan mengantuk saat didalam kelas. Rasa lelah dan kantuknya pun tak tertahankan. Alhasil, ia pun tertidur dalam kelas ketika seorang dosen tengah mengajar dalam kelasnya. Tak berselang lama, dosen itupun melihat mahasiswa tersebut tidur dengan pulas dikursinya. Ironisnya, dosen tersebut bukannya membangunkan seca...

Beasiswa Bukan Jalan Keluar Problema Pendidikan

Gambar
Penulis antusias terhadap eksistensi Malaka Project dengan wacana "Menuju Masyarakat Baru". Bingkai wacananya pun melalui pendidikan. Sebuah bingkai yang sudah lama gagal diurus Indonesia. Tak hanya itu, ada pengadopsian nama "Malaka" yang kata dari salah satu founder-nya, diambil dari nama Bapak Republik kita, Tan Malaka. Lalu, menjadikan MADILOG sebagai salah satu dasar presentasi didalamnya.  Akan tetapi, ketika mengetahui program pertama Malaka Project ialah beasiswa pendidikan, seketika konsep masyarakat baru bermadilog dikepala penulis ambruk. Justru sebab ingin bermadilog, penulis mengasumsikan program beasiswa atas nama pendidikan itu mesti dipersoalkan. Tak relevan dengan optimisme Tan Malaka yang revolusionis. Beasiswa bukan hal yang baru. Negeri ataupun swasta sama-sama mempunyai motif memenuhi keperluan pendidikan pada individu-masyarakat lewat program beasiswa. Sebetulnya program beasiswa sendiri bentuk dari tesis, antitesis, atau sintesis? Jika betul-b...

Memaafkan Bukan Berarti Melupakan ?

Gambar
Segelintir orang kerap mengatakan "A person can forgive, but never forget." Mengapa beberapa orang kerap mengatakan statment seperti itu, ya? Katanya sih sudah memaafkan, akan tetapi kenapa tidak bisa dilupakan? Apakah hal-hal demikian baik ataukah buruk? Sebab hal demikian seolah-seolah menyimpan dendam, kan? Hmmm... Tidak mesti sih. Walaupun ada statment jika "Balas dendam terbaik itu bukanlah yang sat-set, namun step by step". Akan tetapi, tidak seluruh manusia yang memiliki prinsip demikian mengartikan dendam.  Justru, kita emang mesti mudah memaafkan dan tak mudah untuk melupakan. Mengapa demikian? Mengapa harus memaafkan? Sebab memaafkan sama dengan menyembuhkan. Memaafkan bukan diartikan seseorang sepakat dengan perlakuan seseorang yang menyakiti seseorang. Namun, lebih condong ke bagaimana sih seseorang dapat menemukan sebuah kedamaian untuk diri seseorang tersebut. Jika seseorang menyimpan dendam, percayalah, yang rugi diri seseorang itu. Ingin melakukan se...

Menemukan Diri Sendiri dalam Kesendirian

Gambar
Apakah betul seseorang yang baik itu temannya sedikit? Pertanyaan ini kerap muncul dan menjadi materi perbincangan ataupun pikiran. Ada yang menerangkan bahwa seseorang yang baik memang cenderung mempunyai teman yang lebih sedikit, sebab mereka tak menyukai ataupun mengikuti arus (trend). Mereka lebih memilih opsi guna menjadi diri sendiri dan tidak terpenjara dalam popularitas atau validasi atau caperisasi semata. Lantas, apakah betul bahwa mengikuti arus (trend) akan membuat seseorang mempunyai banyak teman? Jawabannya tak sesimple yang dipikirkan (kompleks). Memang betul sih bahwa dengan memfollow trend, seseoranh akan lebih nyaman terkoneksi dengan khalayak yang mempunyai minat dan life style yang sama.  Akan tetapi, mesti diingat bahwa persahabatan sejati tak dibangun atas dasar arus (trend) atau popularitas belaka. Persahabatan sejati terjalin sebab adanya kecocokan karakter, rasa saling percaya, saling mengafirmasi dan lain-lain. Kemudian, bagaimana kiat-kiat menemukan sahab...

Mengapa Diskusi Berbobot Tidak Disukai ?

Gambar
Beberapa dari orang Indonesia tidak begitu senang retorika yang berbobot. Mengapa demikian? Padahal ini lah yang kita perlukan untuk melahirkan sebuah ilmu selain dibangku sekolah. Berikut beberapa alasannya: Pertama, dari segi budaya, kita cenderung menghindari tema-tema sensitif yang dapat memicu konflik. Kita lebih senang hidup rukun dan harmonis dengan menghindari pembicaraan yang rentan diperdebatkan. Sehingga, kita lebih memilih opsi tema yang ringan, netral dan mudah dikunyah ketika berbincang. Kedua, beberapa diantara kita masih minim pengetahuan umum dan kosakata bahasa Indonesia. Ini dapat membuat beberapa diantara kita merasa minder, malu dan tidak PD jika diajak diskusi dengan tema yang berat, seperti isu politik, ekonomi, sosial, globalisasi dan lain-lain. Kita terpenjara dipikiran sendiri dengan merasa takut salah dan malu terlihat dungu. Ketiga, kultur kita juga masih mengapresiasi feodal (senioritas) dan menghindari konfrontasi dengan orang yang lebih tua. Inilah yang m...

Filsuf Abal-abal

Gambar
Foto ini bukan bermaksud merendahkan ataupun berorientasi negatif. Beberapa hari ini, penulis kerapkali menemukan quote-quote filsafat yang berseliweran dimayantara, seperti TikTok dan Instagram. Tentunya, penulis memberikan respons yang antusias. Penulis ucap "filsafat" sembari bereksplorasi dalam imajinasi yang pada akhirnya menarik untuk digali. Mengapa tidak, makhluk absurd dan belibet tersebut akhirnya lahir kepermukaan dan step by step mulai dicintai khalayak.  Ditengah ramainya quote dan penemuan orang-orang yang bak seperti filsuf, seketika euforia tersebut terhenti sejenak. Setelah dicermati, ternyata masih ada beberapa yang menyambut gayung filsafat tersebut tanpa betul-betul memahaminya secara sempurna dan cenderung terlihat seperti FOMO atau dalam bahasa banjar disebut dengan "meumpati orang" saja. Kutipan-kutipan dari para filsuf bertebaran dimana-mana. Se-fruit filsafat mereka dicuil, disimpan dan dijadikan story maupun fondasi argumentasi. Tak jauh be...

Antara Keingintahuan dan Validasi

Gambar
Proses lahirnya ilmu itu diawali dengan bertanya. Seseorang yang bertanya adalah orang yang sadar bahwa dirinya tidak tau, dan inilah yang menjadi awal mula dari lahirnya sebuah ilmu. Namun, pertanyaan-pertanyaan modern dewasa ini kerapkali terinternalisasi pada ajang validasi atau caperisasi. Kontekstualisasinya adalah ketika seseorang bertanya kepada komunikan (lawan bicara) atau seorang presentator diperkuliahan atau dimanapun, pertanyaan tersebut terkadang pertanyaan yang kompleks dan perlu pemahaman secara komprehensif untuk menjawabnya. Ironisnya, pertanyaan yang dilontarkannya, sudah ia ketahui jawabannya. Sehingga, hal demikian dapat diklasifikasikan dalam pertanyaan caperisasi atau validasi belaka. Fenomena tersebut kerap penulis temui dari beberapa momen. Sungguh ironis, ketika bertanya tidaklah murni untuk mencari ilmu, namun dimuarakan sebagai instrumen guna mencari validasi pada seseorang. Hal demikian perlu dikritisi, sebab antitesis dengan muara utama dari pembelajaran d...