Memaafkan Bukan Berarti Melupakan ?
Mengapa beberapa orang kerap mengatakan statment seperti itu, ya? Katanya sih sudah memaafkan, akan tetapi kenapa tidak bisa dilupakan?
Apakah hal-hal demikian baik ataukah buruk? Sebab hal demikian seolah-seolah menyimpan dendam, kan?
Hmmm... Tidak mesti sih. Walaupun ada statment jika "Balas dendam terbaik itu bukanlah yang sat-set, namun step by step". Akan tetapi, tidak seluruh manusia yang memiliki prinsip demikian mengartikan dendam.
Justru, kita emang mesti mudah memaafkan dan tak mudah untuk melupakan. Mengapa demikian?
Mengapa harus memaafkan? Sebab memaafkan sama dengan menyembuhkan. Memaafkan bukan diartikan seseorang sepakat dengan perlakuan seseorang yang menyakiti seseorang. Namun, lebih condong ke bagaimana sih seseorang dapat menemukan sebuah kedamaian untuk diri seseorang tersebut.
Jika seseorang menyimpan dendam, percayalah, yang rugi diri seseorang itu. Ingin melakukan sesuatu merasa tidak tenang dan sedikit-sedikit teringat bisa menaikkan tensi kemarahan sendiri. Apakah tidak kasihan? Hati-hati jadi penyakit, loh.
Memaafkan demi diri sendiri, bukan demi seseorang yang menyakiti seseorang. Memaafkan artinya memberikan lampu hijau supaya seseorang move on. Apakah kalian tau bahwa dengan mendendam, disaat bersamaan berarti seseorang belum menolerir dirinya yang tak cukup strong untuk membalas orang tersebut.
Apa implikasinya? Implikasinya ialah bisa jadi seseorang menjadi self-blaming and overthinking. Percaya, ya, beban tersebut tidak sesuai takaran dengan dendam yang seseorang simpan. Maafkanlah, namun jangan melupakan.
Memangnya kenapa sih mesti tak melupakan? Sebab jika seseorang melupakan hal buruk yang menimpa seseorang, berarti seseorang tersebut tak belajar dari empirik.
Dengan tetap mengingat artinya seseorang menjadi aware dan belajar terus untuk tidak mengulang penjara dikesalahan yang serupa. Contohnya, skeptis.
Pada dasarnya, prinsip memaafkan tanpa melupakan ialah seseorang sudah tidak menyimpan dendam apapun. Namun, seseorang tetap profesional dengan belajar dari peristiwa dimasa lampau.
Tidak seharusnya kesalahan seseorang turut seseorang yang lainnya tanggung pula. Berikutnya seseorang dapat bersikap tegas dengan tak memberi peluang kedua yang mengindikasikan seseorang tetap mengingat.
Nah, dengan demikian seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih damai. Namun, tetap disegani supaya seseorang tak mengkhianati kepercayaan seseorang yang lain.
Hal mengecewakan apa di 2023 yang membuat Anda berpikir untuk "Ya udah aku maafin, tapi aku nggak lupain ini" ?
Drop komentar Anda dibawah, ya.
Keren bangg
BalasHapus