Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Manusia Perlu Validasi Sosial?

Gambar
Kita ketahui terlebih dahulu, bahwa validasi sosial merupakan bentuk penerimaan yang membuat seseorang merasa aman dalam entitas (kelompok).  Hal tersebut telah menjadi keperluan manusia guna bertahan hidup. Di mana, hal itu telah dimulai sejak zaman purba. Manusia sendiri mempunyai dorongan kuat guna bersikap akomodatif dengan norma sosial, supaya diterima oleh entitas. Sekalipun, hal tersebut berkonfrontasi dengan nilai pribadi. Validasi sosial ini, mempunyai efek konkret terhadap kesejahteraan manusia. Seseorang yang merasa terkoneksi secara sosial, maka cenderung merasa lebih full senyum (bahagia), lebih sehat wal afiat, dan kehidupan terasa lebih lama. Tapi, ironisnya, validasi sosial ini dapat menjadi sebuah pisau bermata dua. Apabila seseorang ketagihan pada validasi sosial, maka dapat membuat seseorang tersebut kehilangan jati diri nya. Ketika seseorang melekatkan kebahagiaan pada validasi sosial, maka secara implisit, seseorang tersebut memberikan kontrol hidup nya kepada ...

Pentingnya Second Account Dalam Instagram

Gambar
Dewasa ini, teknologi informasi kian progresif membersamai manusia. Salah satunya adalah lahirnya fitur mention diinstagram story dalam aplikasi Instagram. Manusia sejatinya makhluk yang penuh dengan hal-hal tanda tanya, dan beranekamacam gebrakannya. Dalam setiap kehidupannya, terutama di era dewasa ini yang penuh dengan digitalisasi, manusia mengabadikan momen-momennya melalui aplikasi Instagram.  Dalam aplikasi Instagram tersebut, ada salah satu fitur bernama Instagram story yang dapat dilihat oleh pengikutnya ataupun Instagram user lainnya. Dalam fitur tersebut, kita dapat memberikan mention (ngetag) teman kita. Kemudian, teman kita dapat merepost mention tersebut. Ada beberapa manusia dengan ketidakjelasannya, enggan merepost mention tersebut. Ada yang secara eksplisit, dan ada pula yang apatis guna memberikan alasan perihal ia tidak merepost mention tersebut. Hal demikian dapat berefek pada lahirnya trust issue terhadap seseorang. Mungkin kiranya ada beberapa alasan yang mel...

Capek Banget Kuliah

Gambar
Ternyata, seiring bertambahnya semester, semakin capek ya kuliah. Mulai dari tugas yang tiada henti bertebaran hingga mulai mempersiapkan seminar proposal, dan PPL A. Terlepas dari keresahan di atas, kuliah itu ternyata seperti hujan. Kita tahu bahwa diawal-awal semester, tugas itu datang seperti air langit jatuh ke bumi dengan perlahan (gerimis). Namun, lama-kelamaan kian deras. Memang adakalanya hujan tugas itu datang secara tiba-tiba kepada mahasiswa. Sehingga, hal tersebut membuat mahasiswa basah kuyup akibat tugas. Tentunya, apabila hujan itu kian deras, dan bahkan lama untuk mereda, maka banjirpun pasti bakalan datang. Terjemahan banjir di sini adalah banjir air mata. Apabila mahasiswa hanya berpikir bahwa ketika ia terus bejalan ke depan sana pasti bakalan basah kuyup, maka capek kuliah itu kian terasa. Cobalah berpikir bahwa selepas hujan itu bakal datang pelangi nan indah. Artinya, pasti ada waktu di mana mahasiswa dapat membuat khalayak ramai tersenyum dengan torehan nya, dan...

Jangan Buta Politik

Gambar
Kenapa kita sebagai masyarakat dilarang untuk buta politik, ya? Berikut penulis paparkan efek buruk dari keapatisan kita sebagai masyarakat terhadap politik. Kita ketahui terlebih dahulu, buta politik merupakan kondisi di mana seseorang tidak mempunyai pengetahuan, pemahaman, ataupun minat yang memadai terhadap isu-isu ihwal politik, policy pemerintah, dan mekanisme demokrasi. Lantas, apa efek jika kita buta terhadap politik? Efek dari apatisnya kita terhadap politik, yakni sebagai berikut: 1. Lahirnya pemimpin yang tidak kompeten Disaat masyarakat apatis terhadap politik, mereka cenderung memilih pemimpin berdasarkan popularitas, isi tas, ataupun faktor lainnya yang tidak selaras dengan kapabilitas dan integritas. 2. Lahirnya fenomena ketidakadilan  Policy yang dikonfigurasi oleh pemimpin yang apatis dengan kehendak rakyat, maka bakal melahirkan kerugian pada sebagian besar masyarakat. 3. Kendali sosial melemah Tidak adanya pengawasan dari masyarakat, korupsi dan penyelewengan kek...

Selamat Sempro

Gambar
Hari ini, dunia terasa penuh warna sebab senyumanmu. Kamu (IDF) berhasil melewati seminar proposal (sempro) dengan luar biasa. I always proud of you. Melihatmu berdiri di depan dosen penguji dan peserta lainnya dengan penuh percaya diri, hatiku turut berdecak kagum. Rasa-rasanya seperti aku yang tengah mempresentasikan proposal itu. Aku masih ingat betul ketika kamu tengah sibuk mempersiapkan untuk sempro itu. Ibarat seperti bersakit-sakit dahulu, bergembira setelahnya. Aku tahu kamu berletih-letih, dan bahkan bersakit-sakit untuk menuju itu. Namun, kamu tidak pesimis dan tidak banyak mengeluh. Kerja keras dan semangatmu itu, membuatku terheran-heran. Aku tahu, perjuanganmu tidaklah sesimple yang dibayangkan. Masih ada sederet tantangan yang mesti kamu hadapi, umpamanya KKN. Dari ketidakmudahan itu, kamu berhasil satu per satu membuktikan bahwa kamu bisa mengatasi semua itu. Ingat, aku senantiasa ada di sampingmu. Hari ini, sempromu telah terealisasi. Sudah semestinya kita merayakan it...

Menurunnya Minat Berorganisasi

Gambar
Penulis rasa, seiring bergantinya tahun maupun generasi ke generasi, organisasi kian mempertontonkan minimnya minat SDM dewasa ini dalam berorganisasi. Umpamanya, betapa sepinya saat open rekrutmen, SDM dalam organisasi kian menyuguhkan angka yang menurun setiap generasinya, sepinya kegiatan dan posting media sosial organisasi, dan lain sebagainya. Melihat fenomena di atas, lahirlah sebuah pertanyaan, yakni apakah organisasi dewasa ini sudah tidak relevan lagi untuk diikuti? Kita ketahui bersama, bahwa di era digitalisasi yang diindikasikan betapa progresifnya informasi, tentu ini melahirkan peluang-peluang baru yang dapat kita peroleh ketika saat ini berada dalam bangku perkuliahan. Kita dapat saja mengambil peluang-peluang tersebut, seperti magang ataupun mengikuti aktivitas di luar kampus yang kita ketahui profit dan implikasinya lebih menjanjikan ketimbang organisasi. Terkesan seperti meremehkan organisasi, ya? Penulis tidak mengatakan ataupun bernawaitu bahwa organisasi hari ini t...

Jangan Menjelekkan Pekerjaanmu

Gambar
Ada sebuah peribahasa yang kiranya merepresentasikan judul tulisan ini, yakni “jangan pernah meludah di sumur tempat kita menimba air untuk minum.” Peribahasa ini kiranya selaras dengan, “jangan pernah menjelek-jelekan pekerjaanmu.” Jadi, mau bagaimanapun bentuk pekerjaanmu hingga hari ini, jangan pernah menghina pekerjaanmu itu, ya. Umpamanya, Anda menjelek-jelekkan perusahaan atau instansi pekerjaanmu, atasanmu, kawan sepekerjaan,  dan lain-lain, Anda mesti senantiasa ingat bahwa tempat itu merupakan tempat di mana ia menafkahi hari-harimu. Penulis mengerti, bahwa rasa itu tidaklah mudah, di mana kerja terpontang-panting 24/5 ataupun 24/7. Ditambah lagi lingkungannya tidak nyaman, atasan toxic, dan gaji tak kunjung naik. Sungguh rasa yang tak dapat dibendung, dan bahkan dapat dikatakan lumrah apabila setiap malamnya itu senantiasa ingin mengguyurkan air mata kepipi. Kalau tidak menangis, ceplas-ceplos aja, dan yang paling parahnya adalah menghina. Penulis tahu, bahwa itu merupaka...

Semua Upaya Tidak Ada yang Percuma

Gambar
Segala waktu, tenaga, pikiran, dipupuk dengan sabar, demi implikasi yang memuaskan. Bukan untuk apa-apa, bahkan ini seluruhnya guna amal mulia. Namun, siapa sangka, realitanya memang terkadang mengecewakan. Bahkan, bisa jauh lebih tega. Jerih payah yang bercucuran keringat, dan bahkan darah, serasa percuma. Hati terdesak tak kuat menahan kekecewaan.  Setidaknya, itulah yang dulu pernah dirasakan di dunia. Dikemudian hari, bakal teringat lagi bahwa ternyata itu semua tidak pernah percuma. Sebab, buah lelah amal baik karena Allah, bukanlah di dunia. Melainkan, di kehidupan berikutnya, yakni kehidupan yang sebenarnya.  Oleh sebab itu, teruslah berupaya apapun implikasinya. “Insyaa Allah, semua upaya itu tidak ada yang percuma.”

Kebahagiaan dalam Kesederhanaan

Gambar
Terlahir dari keluarga sederhana, penulis tidak mempunyai kelebihan yang begitu menonjol. Ilmu pengetahuan yang penulis punyaipun, masih terbatas guna menjadi penerang bagi sesama. Terkadang, penulis juga merasa kurang percaya diri guna bersosialisasi dan memperoleh atensi khalayak. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa kebahagiaan tidak senantiasa datang dari kekayaan ataupun ketenaran, justru dengan cukup mulai mensyukuri hal-hal sederhana dalam hidup. Melalui amal kebaikan, sekecil apapun itu, kita pasti merasa lebih dekat dengan keluarga maupun sesama. Mungkin tindakan itu tidak tampak begitu berarti bagi dunia, namun kita yakin setiap policy yang kita realisasi, bakal meninggalkan jejak yang indah di hati khalayak. Walaupun pengaruhnya itu terbatas, tapi kasih sayang yang diberikan bakal senantiasa dikenang. Tentunya, kita semua mempunyai lingkaran kecil yang berharga, yakni tempat di mana kita dapat berbagi kasih sayang dan memperoleh support. Sekecil apapun peranan itu, Allah Mah...

Menjadi Manusia Biasa Saja

Gambar
Siapa di sini yang pernah atau tengah berjibaku berburu penerimaan dari manusia? Dalam keberjibakuan berburu itu, ada yang memaksakan diri supaya masuk standar khalayak. Tetap tersenyum dan tertawa lepas, walaupun dibersamai dengan luka yang disembunyikan. Lantas, apa yang dikejar, sampai sebegitu itu? Cobalah terlihat biasa saja (sederhana), yang jauh dari hiruk-pikuk pemburuan ataupun standar guna diatensi khalayak. Menjadi biasa saja (sederhana), bukan berarti tidak dapat turut-serta guna masuk standarisasi khalayak, melainkan hanya sekedar memilih opsi bebas dari penjara atau kekangan manusia (standarisasi). Mengapa demikian? Sebab, apabila dipikir-pikir lagi, semua pemburuan itu hanya bersifat fana, dan kebahagiaan itu lahir dari hal yang bermakna.

Effort Yang Dimanfaatkan

Gambar
Menjadi seseorang yang sederhana, sepertinya jauh lebih menyenangkan dan menenangkan, ya. Seseorang terkadang merasa ketika sedang effort-effortnya, lalu disadarkan hari ini bahwa effortnya berlebihan. Sehingga, beranggapan bahwa ia dimanfaatkan. Pada akhirnya, anywhere kita berpijak, manusia merupakan makhluk sosial yang saling memerlukan satu dengan yang lainnya. Keperluan tersebut, ada yang implikasinya sama-sama menguntungkan, dan ada yang salah satunya merugi. Oleh sebab itu, tidak menjadi suatu hal yang membuat kaget lagi, ketika seseorang merasa diperas habis-habisan. Justru, hal anehnya adalah seseorang tidak sadar bahwa dirinya tengah dimanfaatkan. Jadi, ketika kita di hadapkan dalam posisi demikian, maka berilah atensi terlebih dahulu pada diri sendiri. Cobalah berpikir lagi, kita sudah effort mati-matian untuk sesuatu, seseorang, di tempat kerja, diperkuliahan, dan lain sebagainya, tapi mereka sama sekali tidak ada memberikan timbal balik kepada kita. Umpamanya, ketika kita ...