Pikiran Kritis Adalah Gangguan?


Pernahkah kita merasa risih dikala seseorang punya beranekamacam pertanyaan? Umpamanya, mempertanyakan sebuah regulasi dan berani menyuarakan pendapat. Lantas, apakah sikap kritis seperti itu dianggap bermasalah?


Pernahkah kita berpikir, mengapa kita mesti belajar dengan segudang mata pelajaran? Apakah segudang mata pelajaran tersebut bakal berguna di kehidupan?


Dikala ada seseorang yang berpikir kritis, acuh terhadap pembicaraan sosial, dan berani menyuarakan pendapat, apakah kita memandang sebagai indikasi kecerdasan? Atau justru merasa itu sebagai tantangan? Atau bahkan gangguan?


Dari pengantar tulisan ini saja, sudah disuguhkan bermacam-macam pertanyaan. Sudahkah Anda siap di hadapkan hal semacam ini?


Segelintir orang, umumnya berpandangan bahwa seseorang tersebut terlalu banyak bertanya, kenapa tidak mengiyakan saja?, ini orang susah diatur, dan lain sebagainya.


Padahal, bisa jadi seseorang tersebut tengah mempertontonkan potensi berpikir kritis yang fantastis. Seseorang yang berani bertanya dan mempertanyakan sesuatu hal, bukan berarti tidak menghormati. Ia tengah mengasah pisaunya (logika), mengonfigurasi perspektif, dan mencoba memahami jalannya kehidupan.


Jadi, tugas kita sebagai sosok yang di hadapkan ataupun yang menonton, bukan meredamnya. Tetapi, membantu mengasah dan mengorientasikannya. Apabila kita hanya menuntut kepatuhan, tanpa adanya space untuk berpikir, bagaimana kita melahirkan generasi emas nan inovatif? 


Seseorang yang berpikir kritis, perlu sosok seseorang yang tidak takut dengan diskusi. Sosok yang bukan semata mengajarkannya, melainkan pula siap mendengarkannya. Sosok yang bukan semata menyuguhkan jawaban, melainkan pula merangsang pertanyaan.


Jadi, apakah sekarang kita masih takut dengan seseorang yang berpikir kritis? Ataukah sudah siap menghadapi dengan kepala dingin sembari membimbing?


Dikala seseorang menganggap berpikir kritis sebagai masalah, bisa jadi seseorang yang menganggap masalah itu yang belum siap menghadapi seseorang yang berpikir kritis.


Kita hidup di negara yang menganut sistem demokrasi. Tentunya, kebebasan berpendapat merupakan hak rakyat. Kebebasan tersebut tidak boleh dipenjarakan apalagi diolok-olok. Sungguh ironis, bila kebebasan berpendapat itu dipenjara dan dicaci-maki.


Kelumpuhan intelektual terjadi pada seseorang yang membalas argumen dengan cara menyerang pribadi seseorang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang