Perempuan Pemberani ku

Pada tanggal yang sama, tetapi tahun yang berbeda, seorang perempuan pemberani memulai sebuah langkah tak terduga. Ia menyelipkan secarik kertas di kantong kendaraan ku. Kala itu, aku tengah disibukkan mencari lokasi untuk acara buka bersama. Sehingga, tidak menyadari eksistensi kertas tersebut. Aku baru sadar saat tiba di salah satu warung makan di Kandangan, Hulu Sungai Selatan.


Aku merasa heran dan jantung ku berdebar kencang. Setibanya di rumah teman ku, aku memotret kertas tersebut dan mengunggahnya ke media sosial dengan fitur privasi teman dekat. Aku menduga bahwa dialah yang menaruh kertas tersebut. Sehingga, aku memasukkan akunnya ke dalam daftar teman dekat. Akan tetapi, tidak ada reaksi darinya. Kemudian, aku tidak sengaja melihat unggahan cerita temannya. Di mana, terdapat foto secarik kertas dengan dua mention yang disebutkan. Dugaan ku, semakin kuat.


Pasca membaca buku Filosofi Teras, perspektif hidup ku berubah. Salah satu perubahan tersebut adalah menjadi apatis terhadap percintaan. Selain itu, pada momentum tersebut, aku tengah disibukkan dengan tugas kuliah. Sehingga, membuat ku lupa untuk menanggapi kertas tersebut.


Dua minggu kemudian, aku menulis balasan dan mengemasnya dengan rapi, mengikatnya dengan gelang yang kerap ku pakai dan sebuah cicin. Untuk memastikan responsnya, aku meramu strategi. Mengingat komunikasi kami hanya melalui balasan cerita dan catatan Instagram belaka, maka aku mengunggah kalimat pujian dan maaf sebagai pengantar, disertai foto kertas yang telah aku kemas. Pasca aku mengunggah hal tersebut, ia merespons melalui catatan Instagram. Dugaan ku terbukti benar.


Saat kuliah, aku menaruh kertas balasan tersebut di kantong kendaraan ku, seperti yang ia lakukan sebelumnya. Pasca kuliah usai kala itu, aku memeriksa dan mendapati kertas itu telah diambil.


Keesokan harinya, aku menerima pesan dari nomor WhatsApp yang tidak dikenal. Ternyata, itu adalah temannya. Ia menyampaikan sesuatu tentang kertas balasan ku. Menjelang waktu berbuka puasa, perempuan pemberani yang ku maksud, akhirnya menghubungi ku.


Demikianlah kisah sederhana tentang perempuan pemberani yang ku maksud. Keberaniannya membuahkan hasil yang manis. Hingga dewasa ini dan selamanya, ia senantiasa membersamaiku. Terima kasih, IDF.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang