Adab Dulu, Baru Ilmu


Ungkapan, “Adab dulu, baru ilmu”, ramai digaungkan dimedia sosial dewasa ini. Salah satu hal yang mengakibatkan ramainya ungkapan tersebut terlontar adalah mengenai penjual es teh yang diolok-olok oleh salah satu tokoh agama.


Hal tersebut menjadi pengingat untuk kita, bahwa mau setinggi apapun pendidikan, sebanyak apapun gelar yang diperoleh, mau sehebat apapun profesi maupun jabatan, itu semua tiada artinya bila seseorang tidak dapat menghargai orang lain (tidak bisa memanusiakan sesama manusia).


Dikala seseorang merasa tahu lebih banyak, dan mempunyai posisi yang lebih tinggi, seseorang tersebut seolah-olah merasa berhak untuk menunjuk ataupun menyuguhkan olok-olokan kepada orang lain, dan bahkan seseorang tersebut merasa berhak guna menyuguhkan lebel ini benar dan ini keliru kepada orang lain. Padahal, sebagai sesama manusia, bukannya kita mempunyai hak yang serupa, ya untuk menjalankan kehidupan?


Perlu diingat, bahwa saat kita mempunyai sesuatu yang lebih, jangan pernah lupa bahwa masih banyak di luar sana yang lebih baik dan lebih hebat daripada kita. Sebab, esensi dari kehidupan, bukanlah menjadi lebih baik daripada orang lain. Akan tetapi, salah satunya adalah bagaimana seseorang bisa mengalahkan musuh terbesar dirinya, yakni diri sendiri.


Oleh sebab itu, jadilah seseorang yang lebih baik dari yang kemarin. Bukan mempertontonkan bahwa seseorang lebih hebat ketimbang orang lain.


Semoga dapat dicerna dengan suasana yang dingin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang