Senang Merendahkan Orang Lain?


Merendahkan orang lain merupakan reaksi dari ketidakamanan internal diri.


Beberapa manusia di bumi ini, terkadang merendahkan orang lain guna menyiasati kekurangan diri dengan kiat-kiat merasa (lebih baik) atau (sipaling superior) dari orang lain.


Kita ketahui bersama, bahwa kasta sosial dewasa ini, telah bertransformasi. Mulai dari yang awalnya berkenaan dengan darah, hingga kini menjadi perihal pekerjaan, gaji, ataupun merek pakaian yang dikenakan.


Lantas, apakah kita pantas merendahkan orang lain hanya karena berdasarkan hal-hal di atas?


Sederhananya, tidak ada justifikasi terhadap sikap merendahkan orang lain.


Seluruh manusia, sejatinya diciptakan setara oleh Tuhan. Akan tetapi, hanya manusialah yang kerapkali tidak menyadari bahwa ia mempunyai standar tersendiri dalam menilai seseorang.


Disaat seseorang menilai dirinya lebih tinggi dari seseorang yang lain, sebetulnya ia tengah mempertontonkan kekosongan dalam hatinya.


Merendahkan orang lain secara implisit, dapat meruntuhkan relasi sosial, hingga melahirkan toxic culture dalam circle.


Ada beberapa pekerjaan yang dianggap sebagai (kasta rendah) dalam masyarakat, seperti kasir, sopir, tenaga kebersihan, hingga buruh pabrik. Padahal, pekerjaan-pekerjaan di atas merupakan tulang punggung ekonomi, dan bahkan tanpa mereka, masyarakat bakal lumpuh.


Ketika seseorang merasa perlu guna menjatuhkan orang lain, sebetulnya seseorang itu tengah takut menghadapi kekurangan dirinya.


Menjadi lebih baik dari orang lain, memang keharusan. Namun, merendahkan dan menjatuhkan orang lain merupakan suatu aktivitas yang (tidak patut) untuk direalisasikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang