Memaafkan dan Memperbaiki
Apakah Anda pernah melihat seseorang yang bertahun-tahun hubungannya langgeng?
Terlintas dalam benak diri, “Kira-kira sudah berapa banyak ya mereka saling memaafkan dan membenahi?”
Tidak perlu jauh-jauh mengambil sebuah contoh, cobalah lihat orang tua kita hari ini. Kita merupakan seorang saksi dihidupnya melihat mereka bertahan hingga hari ini.
Perbedaan pendapat ataupun perselisihan tentu ada, dan tak aneh apabila mereka hampir ingin menyerah. Akan tetapi, setiap apapun anomalinya, pasti mereka akan berkumpul dalam satu ranjang yang serupa lagi.
Beberapa teman penulis hingga hari ini pun mampu bertahan dan terus berjuang, meskipun tak segampang itu. Secara eksternal, kita melihatnya seperti biasa-biasa saja dan terlihat tentram. Namun, realita yang sebenarnya, di internalnya banyak problematika yang terus-menerus dimaafkan dan dimaklumi.
Penulis belajar dari kedua contoh di atas, dan tahu bahwa esensi mencintai adalah menerima dan ingin terus memperbaiki.
Ibarat seperti “pisau tumpul”. Jangan tergesa-gesa untuk membuang, tapi perbaikilah dengan cara diasah hingga pisau tersebut tajam lagi.
Demikian pula mencintai seseorang, meskipun sedikit-banyaknya merasa letih dan mungkin ingin menyerah, tapi janganlah pergi. Cobalah terus memaafkan, membenahi dan ingin belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
“Memaafkan-memperbaiki-belajar untuk lebih baik lagi.”
Komentar
Posting Komentar