“Kada papa (kdpp)”
Setiap insan di bumi ini terlahir dengan keanekaragaman sifatnya masing-masing. Ada yang senang berbicara meluapkan segalanya dengan ceplas-ceplos, dan ada pula yang memendamnya dengan cara mengatakan “Nggak apa-apa”.
Judul dalam tulisan ini diambil dari kalimat “Nggak apa-apa”, yang kemudian ditranslate ke dalam bahasa Banjar menjadi “Kada papa”. Kalau versi dry textnya “kdpp”.
Seiring bertumbuhnya seseorang, pasti ada beberapa orang yang terkena fase di mana lebih mudah mengatakan “Nggak apa-apa (kada papa)” ketimbang harus menceritakan seluruh halang rintang yang ada dan tengah ada dalam hidupnya.
Terkadang, kita memang memerlukan sebuah tempat untuk bercerita, baik itu di tempat kesukaan, teman, keluarga ataupun kekasih. Akan tetapi, ada kalanya kita berpikir bahwa ketika kita menceritakan hal tersebut, dapat menambah beban pikiran mereka.
Oleh sebab itu, sedikit sekali orang-orang yang betul-betul tahu dengan kondisi kita. Namun, berkat hal tersebut, kita akan terbiasa untuk say “Nggak apa-apa (kada papa)” ketika ditanya perihal ada problem or no.
Hingga pada akhirnya, kita justru menikmati segala bentuk rasa sakit tersebut. Lalu, kita tidak memerlukan siapa-siapa lagi ketika ada apa-apa.
Ternyata, menemukan (teman) yang kredibel, ready for you anytime and sama-sama berfeedback itu kompleks, ya. Kita telah memberikan segala yang dapat kita kerahkan, umpamanya mendengarkan, merespons, membantu sebisa mungkin dikala susah, dan lain-lain.
Namun, ketika situasi berbalik, di mana kita yang tengah perlu didengarkan, perlu solutif dikala ada problem, dan memerlukan pertolongan dikala susah, justru ia malah menghindar dan bahkan menghilang.
Apakah kita yang salah terhadapnya? Maybe, yes. But, di mana letaknya? Mencari-cari di mana letaknya, namun masih belum ketemu juga. Alhasil, ketika bersua, solusi atau sikap atas hal tersebut ialah mengatakan “Nggak apa-apa (kada papa)” dan mengaplikasikan dry text.
Maybe, jawaban sementara atas anomali ini adalah bertemanlah ketika ada perlunya saja. Maksudnya, ketika teman memerlukan sesuatu atau sebaliknya, maka tolonglah sebisa mungkin. Namun, tetap ingat, bila tidak ada timbal balik ke depannya, berhentilah melakukan hal tersebut.
Memang terkesan seperti jahat, tapi ini merupakan bentuk di mana ketika diapresiasi, maka apresiasilah balik orang tersebut.
Semoga dapat dipahami dengan ketenangan dan kesadaran.
muha nyawa kd pp
BalasHapus