Menjadi Pendengar


Apakah Anda sudah menjadi pendengar hari ini maupun sebelumnya? Atau masih menjadi pembicara? Bagaimana rasanya menjadi pendengar? Enak atau bosan? 


Terkadang, seseorang ingin selalu berbicara terus. Tapi, kadangkala lupa bagaimana caranya mendengarkan. Berbicara (ngomong) sudah menjadi hal yang enteng di dunia ini. Bahkan, hampir seluruh orang di dunia ini bisa bercerita. Akan tetapi, ada hal yang paling sulit untuk direalisasikan, yakni (mendengarkan).


Jujurly, diawal-awal memang sulit untuk menjadi pendengar. Sebab, beberapa insan di dunia ini mempunyai sifat tidak sabar-an. Bahkan, lebih parahnya lagi, saat seseorang tengah bercerita dan ceritanya belum selesai, seseorang kerap langsung menyela begitu saja dengan menanyakan, “Jadi, apa pointnya?”. Waduh, parah sekali, dan jangan sampai seperti itu, ya.


Namun, memang tak dapat disangkal bahwa mendengarkan pembicaraan seseorang itu kerapkali sangat menguras energi. Apalagi seseorang yang tengah kita dengar tersebut bercerita dengan transisi kata yang terbata-bata, kesana-kemari dan tidak fokus. Tentu saja seseorang yang mendengarkannya bosan, bingung, dan lain-lain.


Akan tetapi, terlepas dari semua itu, kita mesti kembali, bahwa memang seperti itulah seninya. Jika kita renungkan, dalam momentum tersebut kita justru memperoleh sebuah pelajaran ihwal bagaimana berempati dan tidak senantiasa memikirkan diri sendiri.


Jadi, untuk Anda yang masih kesulitan menjadi pendengar, mari belajar untuk mendengarkan. Sebab, (suatu saat nanti, Anda pasti perlu didengarkan).


Allah SWT menciptakan kita dengan mempunyai dua telinga, dua buah mata, dan satu mulut. Dari hal tersebut, mulutlah yang paling sedikit, sebab hanya satu. Artinya, Allah meminta kita untuk lebih banyak melihat dan mendengarkan, ketimbang berbicara.


Jadilah pendengar. Sebab, suatu saat kita pasti perlu didengarkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang