Pemimpin Harus Siap Dipimpin
Secara sederhana, pemimpin merupakan sosok yang bertugas untuk memimpin (subjek).
Apabila Anda saat ini menjadi pemimpin, dan tengah menghadapi sebuah anomali, maka Anda TIDAK BOLEH MARAH terhadap apapun yang dilontarkan oleh khlayak tentangmu.
Memang sudah menjadi hak mereka untuk skeptis, kritis dan korektif serta interpretatif terhadap diri Anda yang terkadang lahir sebagai keresahan, kemarahan, dan bahkan kekecewaan. Karena, lontaran janji dan ekspektasi telah tersemat dikedua pundak Anda. Maka dari itu, kewajiban Anda ialah berintegritas dan memastikan setiap prasangka tidak menjadi konkret.
Sebagai sosok individu, Anda memang berhak atas privasi dan reputasi. Namun, Anda mesti sadar, bahwa menjadi seorang pemimpin artinya legowo terhadap privasi yang dirampas oleh ruang publik, dan reputasi yang kemungkinan nantinya diseret menjadi objek taruhan.
Oleh karena itu, mengapa peranan Anda tidak senantiasa gampang dan membahagiakan. Peranan Anda merupakan pekerjaan yang paling sepi dalam kesendirian. Ketika salah dalam mengambil pijakan, Anda akan membunuh reputasi sendiri. Akan tetapi, ketika value diri Anda semakin menjulang, bisa jadi Anda merupakan ancaman bagi kekuasaan yang lebih tinggi, atau juga oleh rekan Anda sendiri.
Tanpa berbuat apapun, mereka akan membunuhmu. Seperti halnya beberapa orang mengatakan, “bila tidak dapat membunuh nyawanya, maka bunuhlah reputasinya.”
Walaupun demikian, Anda tidak boleh skeptis dan takut. Dunia memerlukan orang-orang yang berani mengambil langkah dan menerjang segala resiko seperti Anda. Sepanjang keyakinan Anda BENAR atas apa yang Anda kerjakan dan untuk GOALS yang BENAR juga, maka teruslah belajar dan melangkah maju, tanpa menoleh ke belakang. Yakinlah, bahwa pertolongan Allah SWT itu konkret. Pada waktunya nanti, histori yang bakal berterima kasih kepada Anda.
Benazir Bhutto pernah berkata, “saat yang paling indah dari sebuah kapal adalah ketika ditambatkan di dermaga. Dia cantik sekali bermandikan cahaya. Tapi, jangan pernah lupa, kapal tidak pernah dibuat untuk ditambatkan di dermaga. Kapal dibuat untuk menghajar gelombang membelah lautan.”
Setiap pemimpin, mempunyai kegagahan dan kegantengannya masing-masing. Akan tetapi, bukan sebab kegagahan dan kegantengannya itu, melainkan kegagahan ketika ia memberikan sumbangsih untuk menjawab segala anomali yang ada, dan menerima lautan kritikan dengan lapang dada.
Tanggungjawab seorang pemimpin ialah komitmen dan integritas pribadinya. Sedangkan resiko seorang pemimpin ialah feedback baik atau buruk yang bakal ia dapat sebagai konsekuensi logis dari kesediannya memikul tanggungjawab sebagai pemimpin. Di dalam konsep ra'in, yang berasosiasi dengan pemimpin mesti bertanggungjawab dan menanggung resiko, seolah-olah Nabi mengatakan, “jika tidak mempunyai komitmen, dan jika tidak berani menanggung resiko, maka jangan kamu menjadi pemimpin.”
Pada akhirnya, seorang pemimpin bukan hanya siap untuk memimpin. Namun, mesti siap juga untuk dipimpin.
Menyala zii 🔥🔥
BalasHapus