Laki-laki Mesti Bekerja
Salah satu prinsip yang dimiliki oleh beberapa laki-laki adalah kerja, kerja, kerja. Apatis apapun pekerjaannya, selagi hal tersebut tidak melanggar syariat, hukum positif, dan menghasilkan cuan, maka BEKERJA LAH.
Kita tau bahwa setiap insan dimuka bumi ini, mempunyai sifat egoisme. Itu merupakan sebuah keniscayaan. Akan tetapi, bila sifat egoisme ini terus-terusan tumbuh didalam diri manusia, maka sampai kapan ia akan berbenah? Justru ia tengah dipenjara oleh rasa egoisme.
Egoisme ini bersangkut paut dengan pekerjaan. Manusia terkadang males bekerja bukan karena ia tidak suka terhadap pekerjaan tersebut, melainkan karena malu menanggung segala beban omongan-omongan khalayak terhadapnya.
Menurut penulis (saya), salah satu sifat yang menyumbang persentase pengganguran naik ialah sifat egois. Mau sampai kapan kita egois terhadap pembicaraan masa depan? Apakah kita mesti mengharap rezeki oleh orang tua terus, ataupun mengharap rezeki datang dengan sendirinya?
Leburkan dan hilangkan lah sifat egois ini, terutama ihwal pekerjaan. Tumbuhkanlah pemikiran bahwa, “mau sekotor, sejijik, serendah apapun pekerjaanmu dimata orang lain, tapi pekerjaan tersebut menghasilkan uang, maka teruslah bekerja.”
Mau seidealis apapun seseorang, tetaplah mesti berkaca dengan realitas. Mungkin kita kerap berpikir bahwa khalayak tengah memperhatikan atau memperdulikan kita, padahal itu hanya sekejap belaka, sisanya kembali seperti sediakala.
Pikiran ihwal khalayak peduli atau sedang memperhatikan kita terus merupakan pemikiran yang dapat menjerumus pada insecure. Oleh sebab itu, berpikirlah dua kali ketika Anda tengah berjalan ditengah keramaian.
Pada akhirnya, laki-laki itu harus bekerja, bukan hanya dimanja. Itulah sosok laki-laki yang sebenarnya. Apabila ada seseorang yang mengkerdilisasi maupun meninggalkan Anda karena pekerjaan, maka orang tersebut memiliki pemikiran yang dangkal.
Berikan opini Anda pada kolom komentar dibawah.
🥶🥶🥶🥶
BalasHapus