Kelompok 06 Mata Kuliah Hadits Hukum


Kelompok 06 dalam Mata Kuliah Hadits Hukum ini beranggotakan dua orang, yakni Ahmad Fauzi Muhana (2022180017) dan Riska Novia Wati (2022180036). Kami mengulik pembahasan;


Hadits Ihwal Pemimpin yang Kasar, Tidak Profesional, Indisipliner, Pentingnya Etika dan Karakter, Amar Ma'ruf Nahi Munkar Dalam Masyarakat, dan Bela Negara serta Cinta Tanah Air.


Tulisan ini kami tuliskan dengan tujuan untuk memudahkan pembaca agar dapat membaca secara singkat dan mudah dipahami serta mengaplikasikan pelajaran yang telah Bapak Muhammad Jaidi, S. Pd.I., M.H. sampaikan kepada kami mengenai Blogspot pada semester dua lalu.


1. Hadist Ihwal Pemimpin yang Kasar, Tidak Profesional dan Indisipliner



- Terjemah Hadits 

Salah seorang sahabat Nabi bernama Aiz bin Amru telah menemui Ubaidillah bi Ziyad lalu mengatakan: Sesungguhnya aku telah mendengar Nabi bersabda: Sesungguhnya pemimpin yang paling jahat adalah yang bengis zalim, maka hati-hatilah jangan sampai engkau termasuk dari mereka. 

Dari Aisyah berkata: Nabi bersabda: Ya Allah barang siapa yang menangani sebagian dari urusan umatku lalu ia mempersulit mereka maka persulitlah ia. 

Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: Akan datang suatu masa kepada manusia, para pemimpin yang bodoh yang mengutamakan orang-orang jahat, dan menampakkan kecintaannya kepada orang baiknya. Mereka selalu mengakhirkan shalat dari waktunya, maka barangsiapa di antara kalian yang mendapatkan zaman tersebut maka janganlah mau menjadi pembantu, polisi, pemungut pajak, dan bendaharanya.


- Maksud Hadits

Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami bahwa pemimpin yang paling jahat ialah yang bengis zalim. Sebab itu, Nabi mengingatkan supaya senantiasa berhati-hati dan jangan sampai kita termasuk dari mereka. Bukan hanya itu, pemimpin yang baik ialah yang selalu memberikan kemudahan kepada rakyatnya.


- Histori Hadits ihwal Pemimpin yang Kasar, Tidak Profesional dan Indisipliner


1). Pada Masa Rasulullah

Dalam histori Islam, Abdullah bin Ubayy sering disebut sebagai Munafiq (orang munafik atau hipokrit), sebab meskipun dia mengaku sebagai seorang Muslim, namun perilakunya tak selalu mencerminkan keyakinan dan loyalitas sejati terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW. Walaupun demikian, peran dan doktrinnya dalam sejarah awal Islam memberikan pelajaran krusial ihwal dinamika politik dan sosial di Madinah pada saat itu.


2). Implementasi Pada Masa Sahabat

Umar bin Khattab diawal kepemimpinannya beliau berdoa: “Ya Allah, aku ini adalah hamba-Mu yang keras hati maka lembutkanlah”. Itu artinya bahwa di dalam mengelola sebuah pemerintahan diperlukan sifat lembut. Imam al-Qarafi menerangkan bahwa kebaikan dan lemah lembut yang diinstruksikan oleh Allah kepada orang-orang Islam, termasuk pula kepada non Muslim.


3). Implementasi Pada Masa Tabi’in

Nabi dalam histori hidupnya telah begitu banyak memberi contoh sebagai sosok yang selalu tampil secara lembut, walaupun tetap tegas dalam segala hal. Anas bin Malik menceritakan bahwa dirinya mendampingi Nabi kurang lebih sepuluh tahun, namun Nabi tak pernah membentak apalagi memarahinya.


- Fenomena tentang Pemimpin yang Kasar, Tidak Profesional dan Indisipliner pada Masa Sekarang

Memang harus diakui bahwa tak ada seorang pemimpin yang benar-benar sempurna (perfect). Namun, paling tidak seorang pemimpin haruslah cerdas, sehingga ia dapat membaca situasi dan kondisi (sikon) dengan baik. Supaya ia dapat membaca situasi dan kondisi dengan baik, maka pertama yang harus dimiliki ialah kedisiplinan.


- Telaah Filosofis

Dalam konteks filosofis, seorang pemimpin yang kasar, tidak profesional, dan indisipliner, telah melanggar prinsip-prinsip moral dan etika yang mem-fundamentali kepemimpinan yang berkualitas. Sebuah pemerintahan atau organisasi yang dipimpin oleh individu dengan sifat-sifat seperti itu cenderung mengalami ketidakstabilan dan ketidakharmonisan.


2. Hadits ihwal Pentingnya Etika dan Karakter



- Terjemah Hadits

Dari Yazid Ibnu Thalhal Ibnu Rukanah, Nabi bersabda: Setiap agama mempunyai akhlak, dan sesungguhnya akhlaknya Islam adalah rasa malu.


- Maksud Hadits

Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa setiap agama mempunyai akhlak, dan akhlaknya Islam ialah rasa malu. Itulah sebabnya bila seseorang melakukan sesuatu yang dianggap keji, maka sebaiknya ia menutupinya, kemudian bertaubat kepada Allah SWT.


- Histori Hadits ihwal Pentingnya Etika dan Karakter


1). Pada Masa Rasulullah

Pada masa Rasulullah SAW, kejujuran, integritas, dan keadilan bukan hanya dipromosikan, namun juga diejawantahkan dalam tindakan sehari-hari, membangun fondasi yang kuat bagi konfigurasi pemimpin dan warga masyarakat yang bertanggungjawab.


2). Implementasi Pada Masa Sahabat

Allah SWT menciptakan manusia sekaligus memberikan kesiapan secara fitrah guna melakukan kebajikan dan keburukan. Saat manusia melakukan kebajikan, maka ia akan bahagia. Sebaliknya, saat manusia melakukan keburukan, maka ia akan celaka dan sengsara. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Insan ayat 3.


3). Implementasi Pada Masa Tabi’in

Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa: “Seseorang tidak dianggap beriman kecuali ia memahami agamanya serta mengerti dengan sendirinya sehingga ia pun merasa yakin akan kebenarannya.” Oleh sebab itu, siapa yang dididik guna menerima tanpa mengaplikasikan fikrah dan rasio, lalu mengamalkannya tanpa pemahaman, maka ia bukan seorang mukmin.


- Fenomena tentang Pentingnya Etika dan Karakter Pada Masa Sekarang

Ibnu Khaldun dalam karya monumentalnya muqaddimah ibni khaldun mengatakan: “Umat yang tidak pernah ditimpa dengan gaya hidup mewah serta rasa optimisme dan keinginan yang kuat tidak didominasi oleh syahwat dan hawa napsu adalah umat yang kuat”.


- Telaah Filosofis

Pengembangan etika dan karakter adalah landasan krusial bagi pengkonfigurasian individu yang bermoral dan masyarakat yang beradab, mencerminkan pengapresiasian terhadap value-value moral dan kesejahteraan bersama. Etika dan karakter juga mempunyai peran krusial dalam mengkonfigurasi identitas dan integritas individu.


3. Hadits ihwal Amar Ma'ruf Nahi Munkar Dalam Masyarakat



- Terjemah Hadits

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud, Nabi bersabda: Demi Allah, sungguh engkau sekalian akan memerintahkan kepada kebaikan, melarang kemungkaran, mencegah seorang zalim berbuat kezaliman, mengembalikannya kepada kebaikan, dan menahannya untuk berbuat baik.


- Maksud Hadits

Berdasarkan hadits di atas, maka dapat dipahami ihwal semua orang untuk saling mengajak kepada kebaikan, melarang kemungkaran, dan mencegah kezaliman. Sebab itu jika seseorang melakukan kezaliman, namun tidak satupun mencegahnya, maka dikhawatirkan Allah menimpakan siksaan atas semuanya.


- Histori Hadits ihwal Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Masyarakat


1). Pada Masa Rasulullah

Nabi mengatakan: Sesungguhnya sikap kelembutan yang ada pada sesuatu pasti akan menghiasinya, dan ketika kelembutan itu dicabut dari sesuatu maka justru akan memperburuknya.


2). Implementasi Pada Masa Sahabat

Para sahabat bertanya: untuk siapa nasehat itu wahai baginda Nabi? Beliau mengatakan: untuk Allah, untuk rasul-Nya, untuk orang-orang beriman, dan untuk semuanya.


3). Implementasi Pada Masa Tabi’in

Selain yang telah dipaparkan sebelumnya di makalah, tugas-tugas lembaga al-hisbah adalah menjaga kondisi pasar.


- Fenomena tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Masyarakat pada Masa Sekarang

Ibnu Khaldun memandang bahwa al-hisbah adalah bagian dari tugas agama yang tugasnya lebih banyak berorientasi pada pencarian problematika yang dianggap tak baik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.


- Telaah Filosofis

Amar Ma'ruf Nahi Munkar menyoroti betapa krusialnya moralitas individu dan tanggung jawab sosial dalam mengkonfigurasi masyarakat yang adil, harmonis, dan beradab. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa upaya guna melahirkan transformasi positif dalam masyarakat dimulai dari tindakan-tindakan sepele yang bersifat moral dan bertujuan untuk kebaikan kolektif.


4. Hadits ihwal Bela Negara dan Cinta Tanah Air



- Terjemah Hadits

Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda: Sungguh engkau (Makkah) adalah negeri yang paling baik dan paling aku cintai, seandainya bukan kaumku yang mengeluarkan/mengusir aku darimu maka aku tidak akan tinggal di negeri selainmu.


- Maksud Hadits

Berdasarkan pada hadits di atas, dapat dicerna bahwa Nabi telah menyatakan tanah yang paling dicintai adalah Makkah. Begitu pula dengan Madinah, di mana Nabi setiap keluar kota lalu selanjutnya ia kembali maka beliau akan hormat kepada Madinah sebelum melanjutkan perjalanannya masuk ke dalam Madinah.


- Histori Hadits ihwal Bela Negara dan Cinta Tanah Air


1). Pada Masa Rasulullah

Dalam satu riwayat disebutkan: Abdullah Ibnu Umar meminta izin kepada Nabi untuk ikut bela negara/jihad pada umur 14 tahun dan beliau diizinkan oleh Nabi ketika sudah berumur 15 tahun.


2). Implementasi Pada Masa Sahabat

Dalam suatu riwayat disebutkan: Abu Bakar menafkahkan hartanya, Umar bin Khattab menafkahkan setengah hartanya, Utsman bin Affan menafkahkan sepertiga hartanya untuk membiayai pasukan bela negara pada perang tabuk tahun ke-9 H melawan pasukan Romawi.


3). Implementasi Pada Masa Tabi’in

Para ulama memaparkan bahwa sebab diterimanya doa orang musafir ialah karena ia sedang merasakan penderitaan, kesusahan, keterpaksaan, dan adanya rasa sedih disebabkan ia meninggalkan keluarga dan kampung halamannya.


- Fenomena tentang Bela Negara dan Cinta Tanah Air Pada Masa Sekarang

Banyaknya karya para ulama Islam sepanjang sejarah terkait dengan pentingnya bela negara dan cinta tanah air adalah validasi kuat bahwa Islam secara implisit merupakan agama dan negara.


- Telaah Filosofis

Konsep bela negara mengajarkan umat Islam untuk mempunyai kesadaran akan tanggungjawab moral dan sosialnya terhadap negara dan masyarakat, sedangkan cinta tanah air mendorong individu guna mengabdikan diri dan berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan tanah airnya.


Demikian yang dapat kami paparkan dalam bentuk tulisan digital ini. Semoga mudah dipelajari dan dipahami. Apabila ada hal-hal yang kiranya kurang jelas mengenai pemaparan diatas, pembaca dapat mengakses makalah kami di Grup WhatsApp Hadits Hukum Reg III 2024.


Pembaca dapat juga bertanya pada kolom komentar dibawah, atau saat sesi diskusi diperkuliahan pada mata kuliah Hadits Hukum.


Semoga Bermanfaat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang