Tetap Ilmu Padi, Tapi Beras Makin Mahal ?!
Boy: Hari ini aku ingin singgah ke-rumah. Siti mau dibawain apa? Martabak semanis kamu? atau Seblak sehangat cintaku?
Siti: Hmm.. Dua-duanya skip dulu deh.
Boy: Terus apa dong? Aku nggak enak jika singgah tanpa membawa buah tangan.
Siti: Kalau gitu, kamu bawain beras aja deh, hehe.
Telah tiba saatnya orang lebih senang diberi beras ketimbang diberi martabak ataupun seblak, sebab beras jadi mahal sekali.
Harga beras meroket mahal dipasaran, perkilonya bahkan ada yang jebol di Rp. 20 Ribu-an untuk varian premiumnya. Jika didaerah Anda beras masih murah, jangan lupa bersyukur, ya. Semoga saja tidak turut naik.
Dibeberapa media massa menyampaikan bahwa harga beras yang mahal ini telah mencapai rekor, bahkan melampaui harga ketika krisis tahun 1998. Mungkin itulah kiranya hal yang terucap pada sosok penjual beras legendaris nan berpengalaman sedjak 1996.
Kenapa sih beras jadi mahal ?! Karena rantai pasok yang kompleks dan terlewat panjang, pembatasan perdagangan melalui tarif impor, monopoli Bulog, benih dan pupuk yang mahal, produksi sawah yang tak efisien dan efektif, harga gabah yang naik, masa panen yang singkat, dan cuaca ekstrem.
Hmmm.. Lantas, bagaimana ingin membeli makanan bergizi jikalau beras saja membuat frustasi hehe.
Diawal kisah tadi menyampaikan negara agraris, kok malah impor beras terus? Katanya sih seperti ini, supaya harga beras tidak naik terus dipasaran, pemerintah melakukan cawe-cawe dengan mengeluarkan stok beras Bulog ke-pasaran. Namun, problematikanya stok beras Bulog menjadi makin menipis. Sedangkan, proses produksi beras dalam negeri sedang nge-lag.
Maka dari itu, pemerintah melakukan impor beras dari luar negeri. Terhitung sepanjang 2023, sebanyak 3 juta ton beras impor yang masuk ke-Indonesia. Kuota impor tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Kabarnya, beras impor sebanyak 600 ton juga akan segera masuk ke-Indonesia agar stok untuk Ramadhan dan Lebaran menjadi lebih aman.
Omon-omon mengenai cuaca ekstrem, efek dari transformasi iklim memang sudah makin tampak didepan mata, seperti banjir yang terjadi dibeberapa titik kota di Indonesia hingga adanya angin kencang beberapa hari yang lalu.
Hmm... Sudah waktunya pemerintah memprioritaskan isu krisis iklim. Jikalau begini melulu, cuaca ekstrem justru dapat menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian sehari-hari.
Akhirnya, Boy pun memberikan buah tangan kepada Siti ketika singgah ke-rumahnya.
Siti: Terimakasih banyak, ya berasnya.
Boy: Sama-sama. Jikalau sekalian mau martabak atau seblak, bilang aja, ya.
Siti: Beruntungnya aku masih dapat merasakan cinta ditengah masa paceklik dan ekonomi sulit, hehe.
Tetap Ilmu Padi ❌
Tetap Ilmu Singkong (mendem terus) ✅
Spill harga beras didaerah kalian dong, Kisanak !
Berikan opini random anda pada kolom komentar dibawah, ya.
Komentar
Posting Komentar