Sia-sia Mengikuti Organisasi Jika Masih …
Mengikuti sebuah organisasi merupakan suatu hal manfaat yang bisa kita dapat. Namun, bagaimana kebermanfaatan tersebut dapat kita peroleh sepenuhnya jikalau mengikuti organisasi saja masih seperti ini:
Pertama, Percuma mengikuti organisasi jikalau masih "Group Think". GT merupakan sebuah fenomena yang pada mana individu dalam sebuah entitas cenderung mengikuti perspektif mayoritas, tanpa mempertimbangkan asumsi atau solutif. Jika anda join dengan organisasi dan hanya menjadi "Followers" yang sepakat dengan khalayak tanpa berpikir kritis, maka keanggotaan anda mungkin tak mempunyai value yang real.
Kedua, Percuma jikalau masih "Eksklusifitim". Eksklusifitim atau sebutan lainnya yang orang banyak tau ialah "Silo Mentality" merupakan suatu fenomena ketika anggota organisasi atau team bekerja dalam entitas yang terisolasi, tidak sharing information atau sumber daya dengan entitas lainnya, walaupun mempunyai tujuan yang sama. Hal demikian dapat menghambat kolaborasi dan inovasi antar bagian organisasi. Inklusif tentu diperlukan, namun tentunya harus selektif dan bijak.
Tiga, Masih Sulit Diajak Kooperatif dan Playing Victim. Berposisi sebagai korban merupakan perilaku yang pada mana seseorang senantiasa menyalahkan SIKON (situasi dan kondisi) atau orang lain atas ketidaksuksesannya atau problematika yang mereka tengah hadapi. Jika selalu merasa bahwa anda merupakan seorang korban dan tak berusaha untuk mengatasi obstekel atau belajar dari kegagalan, maka anda tak akan berkembangbiak dalam organisasi manapun itu.
Empat, Sipaling Iri dan Cemburu atau bahasa kerennya ialah Mentalitas Kepiting (MK) merupakan sikap atau perilaku individu yang pada mana dalam sebuah organisasi cenderung menghalau atau mencoba menakel kawan-kawannya yang tengah berusaha bertumbuh atau menggapai kesuksesan. Mereka kerap merasa iri atau cemburu terhadap kemajuan orang lain dan berupaya guna menghambatnya agar tak berhasil. Ciee oposisi (bercanda).
Lima, Tukang Ghosting. TG merupakan individu yang suka menghindari tanggungjawab atau komitmen dalam organisasi. Mereka awalnya kerap memberikan sebuah janji guna merealisasikan sesuatu, namun tak lama dia tidak mengikutinya dengan aksi. Seringkali sulit diandalkan, dan mengapa sih ikut organisasi jikalau pada akhirnya menyusahkan lainnya? Absurd banget. Cuma mau eksistensi dan SK doang, ya?
Enam, takut bersuara didepan khalayak. Keanggotaan dalam sebuah organisasi SEHARUSNYA mendorong pertukaran suatu gagasan yang inklusif dan konstruktif. Jikalau anggota merasa bahwa mereka tak dapat bersuara atau mengetik ataupun berkontribusi secara aktif karena TAKUT atau MALU, maka organisasi akan melewatkan potensi krusial yang dapat diberikan oleh anggotanya. Jadi, organisasi HARUS menjadi sebuah fasilitator aman dari judgemental.
Pada akhirnya, perbanyaklah KONTRIBUSI dan HINDARI sikap berikut di organisasi anda SEKARANG atau KELUAR dari organisasi yang seperti ini:
1. Group Think: Sipaling ikut-ikutan (PAUMPATAN).
2. Eksklusifitim atau SM: Batasi informasi, mau departemenmu menang sendiri.
3. Playing Victim: Tidak ingin salah.
4. Sipaling Iri atau MK: Tak sudi memandang orang lain berjaya.
5. Tukang Ghosting: Hilang dari tanggungjawab.
6. Takut atau Malu Berbicara Didepan Khalayak.
Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dihabiskan untuk mengabdi, jangan sampai anda jadi seperti 6 ciri tersebut ini.
Berikan opini random anda pada kolom komentar dibawah, ya.
Komentar
Posting Komentar