Second Choice


Apakah anda pernah menyadari bahwa anda sering menjadi Second Choice dalam sebuah pertemanan? Ketika teman yang cuma ada perlunya, datang ke-kita. Datang ke-kita ketika ingin pinjam dulu seratus. Tapi, jikalau tidak ada keperluan, tiba-tiba hilang, lalu punya circle baru. Ketika di circle barunya dia dimusuhin, kembali lagi ke-kita. 


Ketika kita telah menyadari semua itu, dan orang tersebut tetap masih melakukan hal itu, dalam hati kita terucap "Ya udah, nggak papa." Ketika orang tersebut menge-chat ke-kita, "Ya udah, kita balas chatnya". 


Tidak mengapa Ya Allah jikalau saya menjadi Second Choice untuk teman-temanku, yang penting engkau ridho, maka saya akan selalu membuka diri untuk mereka jikalau mereka sedang memerlukan saya. Kita harus terus mencoba menjadi orang baik, tetap membuka diri kepada orang tersebut, kita harus tetap mau menerima beban, problem, ujian, musibah dari Allah yang menghampiri kehidupan kita. 


Terkadang, kita merasa seperti lelah menjadi orang baik diantara orang-orang yang tidak care atau peduli dengan kita. Kita baik kesemua orang, tapi kita merasa "Kok susah banget ya, mendapat orang baik sama kita? Ya udah, nggak papa lah." Memang kita tau bahwa sebanyak apapun perilaku orang tersebut tidak baik atau tidak care dengan kita, dia tetap ada baiknya kok ke-kita. Namun, karena pikiran dan hati sudah tidak dapat dikontrol, maka akan ada saatnya kita menjadi seorang yang tidak lagi menjadi people pleasure.


Ada seseorang yang sudah berusaha berpura-pura kuat, kemungkinan nanti ada disuatu waktu dia tidak kuat lagi untuk berusaha berpura-pura kuat. Ada disatu titik untuk berpura-pura pun sudah tidak bisa lagi. Jikalau dulu masih kuat, seperti berakting, memakai topeng yang lain, berpura-pura senyum, berpura-pura tidak ada ekspresi, berpura-pura menahan tangis, marah, tapi sekarang berpura-pura pun sudah tak kuat lagi. Lantas, bagaimana menghadapi kondisi demikian?


Kasus diatas mungkin kurang lebih seperti anak tengah. Anak tengah itu terkadang serba nanggung. Jadi, jika kita masih bisa berada diposisi bertahan meskipun belum menemukan solusi yang efektif, bertahan meskipun belum ada perubahan, ketika itu lah tanpa kita sadari kita insyaa Allah mendapat ibadah yang paling keren dan istimewa.


Disaat kita disakiti teman, kita tidak membalasanya, maka anda adalah orang yang luar biasa. Merasa dirugikan oleh teman anda, tapi kita tidak membalasnya, asalkan Allah ridho, maka saya nggak papa. Hal ini dapat menjadi value terkuat dalam rohani kita, sehingga kita insyaa Allah akan menjadi orang yang terbaik disisi Allah dan insyaa Allah menjadi ibadah terbaik untuk Allah SWT.


Berikan opini random anda pada kolom komentar dibawah, ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang