Menjadi Seseorang Yang Fake? atau Real?


Semakin palsu diri anda, maka akan semakin luas circle pertemanan anda. Semakin realistis diri anda, maka akan semakin kecil circle pertemanan anda.


Tentunya dengan be yourself ada saja resiko yang harus kita tanggung, misalnya dighibah-in, disinis-in, diremeh-in, dihindari-in, dijauh-in, di dan lain sebagainya.


Tapi, apakah anda akan tunduk dan menjadi patung hanya karena hal sepele seperti itu? Jika anda ingin hidup damai dan atraxia, maka follow saja arus sungai. Si A begini, anda juga begini. Si B begitu, anda juga begitu.


Menjadi satu frekuensi dengan lingkungan anda sejujurnya itu memang membuat hidup anda sedikit lebih comfortable [nyaman] dan lebih trendi. Tapi, apakah anda merasa puas dengan hal demikian? 


Membentuk sebuah koloni dengan subtansi orang-orang yang biasa aja, dan menjalani rute kehidupan dengan biasa saja serta tidak diperbudak oleh trendi merupakan hal yang bisa menuju atraxia. Bukan berarti menolak hidup akan ketrendi-an, tapi bijaklah akan hal tersebut.


Jikalau anda mau cepet menuju atraxia, hapus saja WhatsApp, Instagram, dan medsos anda lainnya wkwkwkwk.


Semakin tinggi piramid maka semakin sedikit batu yang menyusunnya, sesuatu yang jumlahnya banyak itu murah harganya.


Jangan lupa ygy always support penulis dengan metode ngeshare tulisan-tulisan yang ada diblog ini dan terus ngebaca tulisan yang lainnya pada blog ini.


Bagaimana menurut anda mengenai pembahasan ini? Comment dibawah ygy !

Komentar

  1. Anonim28/6/23

    to do list yg sulit terealisasi: hapus wa

    BalasHapus
  2. Anonim28/6/23

    paling susah ngapus wa sii

    BalasHapus
  3. Anonim28/6/23

    dibawa sholat ajaa

    BalasHapus
  4. Anonim29/6/23

    jdi fake ay bearti lh ka??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang