Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Belajar Politik

Gambar
Ditengah ramainya masa kampanye Pemilu 2024, mari kita membekali diri dengan Belajar Politik. Bukan hanya kita yang perlu belajar politik, namun Mas Gibran dan Mas Kaesang pun perlu ikut juga dalam belajar politik. Dua putera Presiden tersebut mengikuti jejak sang bapak. Bukan hanya sebagai politisi, namun juga sebagai lapisan elite yang punya posisi strategis. Mas Gibran menjadi cawapres, sedangkan Mas Kaesang menjadi Ketum PSI. Mas Gibran bahkan sempat disejajarkan dengan Sutan Sjahrir. Mas Kaesang dipuji sedemikian rupa oleh para pendukung loyalnya. Tapi, keduanya tak pernah lepas dari tuduhan "politik dinasti".  Kapabilitas dan empiris politiknya yang masih minim menjadi suatu hal yang "mudah" guna menjadi sasaran panah kritikan. Itu sebabnya begitu krusial untuk membekali dua anak muda tersebut denhan pelajaran politik yang sebenarnya. Sehingga mereka dapat tampil menjadi politisi yang disegani, dihormati dan mempunyai pemikiran yang tajam. Pada akhirnya, saya ...

Rakyat Mudah Ditipu Janji Kampanye?

Gambar
Saat ini, kita telah memasuki masa-masa kampanye. Saat dimana semua paslon menebar janji-janji manis dan menyentuh hati untuk meraih dukungan. Ada yang berjanji makan gratis untuk siswa-siswi, ada yang hendak menaikkan gaji guru setinggi-tingginya, dan malah ada juga yang hendak merampungkan perkara Palestina. Semua janji tersebut ditebar berulang kali dengan tekad yang luar biasa besarnya. Padahal empiris memberitahu kita semua bahwa janji tidak semua dapat di realisasi. Namun, kita telah terlanjur untuk tidak menanyakan itu semua karena janji tersebut terlanjur kita asumsikan sebagai pemanis dari kampanye. Lantas, mengapa rakyat membiarkan dirinya dibohongi oleh janji? 1. Fanatisme Pada Figur Tekad dan dukungan yang fanatis pada salah satu figur, membuat kita menelan mentah (percaya saja) pada apa yang telah dikatakannya. Walaupun figur tersebut memiliki jejak rekam yang buruk, tapi fanatisme membuat dirinya menjadi manusia yang bersih dan perfect. Kondisi demikian yang membuat figur...

Jadi Pemimpin, Tapi Tidak Siap Korbankan Ini

Gambar
Apakah anda sedang menjadi seorang pemimpin? Mungkin pemimpin dalam sebuah organisasi, tugas kelompok, ataupun menjadi pemimpin dalam diri sendiri. Mending anda tidak usah menjadi pemimpin jikalau tidak siap mengorbankan hal berikut: 1. Waktu Ucapkan selamat tinggal pada jam kerja yang kaku. Pemimpin hebat hadir 24/7, siap menghadapi segala medan rintangan dan memberikan afirmasi kapanpun rekan-rekan team memerlukannya. Jangan menjadikan "tidak bisa memanagement waktu" sebagai alasan. Menurut saya, alasan tersebut merupakan alasan klasik untuk menghindari tanggungjawabnya. 2. Zona Nyaman Anda sekarang menjadi pemimpin, tapi sedang berada pada posisi dizona nyaman? Zona nyaman tidak ada dalam kamus pemimpin hebat, Cuy. Pemimpin merangkul ketidaknyamanan, melesat kedalam ketidakpastian (gharar), dan mengafirmasi batas-batas guna membuka jalan bagi terobosan dan kemajuan. Siapa yang berani melakukan hal tersebut? Yaa sang pemimpin. 3. Ngambis Yes, Egois No Ambisi atau optimisme ...

Wujudkan Pemilu 2024 Berintegritas

Gambar
Menjelang Pemilu 2024 yang kian menuju hitungan jari, pastinya kita telah disuguhkan di sosial media, seperti Instagram, TikTok, YouTube, WhatsApp, X, dan lain-lain perihal semua relasi Pilpres 2024 telah bertebaran dimana-mana. Terlepas apakah benar ataupun tidak, yang pasti subtansi dari kolom komentarnya tentunya bervariasi pula. Ada yang Pro dan ada juga yang Oposisi (Kontra), semua itu sangat bagus jika dibuka dengan ruang diskusi yang sehat dan konstruktif untuk kita sama-sama sharing asumsi. Namun, apa yang telah terjadi justru sebaliknya.  Ujaran kebencian dan menghujat yang justru memicu perpecahan dan polarisasi yang kian bertebaran, sehingga merusak keharmonisan. Padahal mau yang manapun paslon yang menang, jikalau diri kita tak berbenah, maka hidup kita tak akan berubah. Lantas, bagaimana tindakan kita seharusnya? Yaa seperti biasanya saja. Indonesia merupakan bangsa yang berbudaya, tetaplah sopan dan santun terhadap sesama. Jadilah bijaksana, jangan fanatisme, dan jang...

Untuk Kamu Yang Bakal Demis Dari Organisasi

Gambar
Sebentar lagi ataupun hitungan bulan dan hari lagi, beberapa dari kita bakal menemui suatu diksi "usai" dari berproses di organisasi. Yap, Demisioner. Demisioner merujuk pada seseorang yang tak lagi mempunyai otoritas atau telah kehilangan jabatannya karena tugasnya telah rampung.   Demisioner bukan hanya sebatas itu belaka, namun juga suatu pengejawantahan demokrasi dalam organisasi. Karena Dalil dari demokrasi adalah batasi kekuasaan dan biarkan sirkulasi elite sesingkat mungkin. Seseorang yang telah demisioner masih dapat menjalankan tugasnya jika diperlukan, seperti memberikan arahan, pembinaan, dan masukan (jika dipinta). Selamat ya, sudah berhasil ataupun sudah semaksimal mungkin dalam menjalankan tanggungjawab dan roda organisasi yang kerapkali membuat lelah, keringat, berpusing-pusing, bergadang dan bahkan mencucurkan air mata disetiap berprosesnya. Jangan lupa wariskan hal-hal yang baik untuk organisasi dan keberkesinambungannya. Segeralah prepare kesibukan after org...