Selalu Kalah


Preparation dan usaha sudah all out, tapi kenapa gagal lagi, ya?


Fase di atas biasanya ditemukan dalam kehidupan. Apakah Anda pernah merasakan hal demikian?


Terkadang, ketika berlarut dalam kegagalan, semakin liar pikiran. Bahkan, bermonolog dengan berucap, “apakah nasibku ini selalu bermuara kemalangan?


Pikiran-pikiran tersebut, apabila senantiasa dipikirkan, maka semakin bagus, selagi tidak memperpanjang barisan pikiran-pikiran overthinking. 


Setelah melalui proses penyelaman dalam lautan kegagalan, sebuah konsep pemikiran lahir guna merekonstruksi pemikiran-pemikiran overthinking.


Ketika berbicara ihwal menang-kalah, maka ini merupakan pembicaraan mengenai kompetisi. Dimana of course ada yang menang dan kalah.


Apabila menang-kalah ini berkorelasi dengan pembicaraan kompetisi, lantas apakah ketika di puncak itu nantinya hanya bakal ada sedikit orang-orang yang berdiri?


Selama hanya ada beberapa orang saja yang menang, maka dapat dikatakan mustahil bahwa kerja keras dapat membuat senang.


Kemudian, ketika berbicara mengenai kemenangan, of course sangatlah menyenangkan. Akan tetapi, ketika berbicara kekalahan, kalah merupakan hal lumrah.


Kita tahu bahwa kemenangan memanglah menggoda, tapi kekalahan lebih banyak memperoleh pelajaran. Terjemahan dalam hal ini bukanlah semata-mata bagaimana nantinya agar dapat menang.


Sebetulnya, ada yang jauh lebih menyenangkan dan bahkan menakjubkan, yakni belajar. Belajar merupakan kiat-kiat paling indah dalam menerima kekalahan.


Di puncak sedikit, di bawah bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Sempro

Seminar Proposal Skripsi Ku

Selamat Ulang Tahun Sayang