Mahasiswa; Identitas atau Status?
Menjadi seorang mahasiswa kerap dibersamai rasa bangga dan penuh idealis. Label "mahasiswa" diasosiasikan dengan intelektualitas, potensi dan harapan guna masa yang depan yang gemilang. Akan tetapi, dibalik menuju kegemilangan status tersebut, pertanyaanpun lahir. Apa filosofi esensial menjadi seorang mahasiswa? Apakah identitas ini hanya ihwal status terdaftar di Perguruan Tinggi belaka, ataukah ada tanggungjawab dan peranan yang lebih komprehensif yang melekat pada label ini?
Narasi ihwal identitas dan tanggungjawab mahasiswa kerapkali terpenjara dalam glorifikasi tanpa kritik. Menjadi mahasiswa bukan semata ihwal status terdaftar di Perguruan Tinggi saja, namun juga ihwal identitas yang melekat dan dibersamai dengan tanggungjawab dan peranan kritis dalam masyarakat.
Masa-masa perkuliahan menjadi momentum krusial guna membangun kesadaran diri, tanggungjawab dan komitmen. Di fase ini mahasiswa didorong guna:
- Mengembangkan dirinya dengan menggali ilmu pengetahuan, menajamkan kreativitas dan memperluas wawasan.
- Menemukan jati diri dengan kiat mengeksplorasi minat dan bakat serta mengkonfigurasi value-value dan prinsip pribadinya.
- Mengeskalasi potensi dengan kiat menajamkan kapabilitas berpikir KKI (kritis, kreatif dan inovatif).
Mahasiswa juga kerap menentang status quo dan memperjuangkan keadilan, sebab tanggungjawab mahasiswa melampaui pengembangan dirinya. Mahasiswa mempunyai peranan vital sebagai sosok:
- Pemikir kritis yang kerap menganalisis isu-isu yang tengah marak dan viral, seperti sosial, politik, ekonomi dan lain-lain dengan berpikir secara kritis dan objektif.
- Katalisator transformasi yang mendorong progresivitas dan reformasi diberbagai ranah.
- Agen of change atau agent kontrol sosial yang mengawasi kinerja pemerintah dan memastikan lahirnya keadilan dan akuntabilitas.
- Pembawa aspirasi rakyat. Mahasiswa kerapkali demo dengan menggaungkan suara rakyat dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Mahasiswa tanpa mengemban sebuah tanggungjawab, mahasiswa tersebut hanyalah individu tanpa identitas dan makhluk nirmanfaat ditengah masyarakat.
Gelar hanyalah status kosong tanpa filosofi. Identitaslah yang mendefinisikan siapa diri Anda sebagai sosok mahasiswa.
Mahasiswa mesti memahami identitasnya sebagai individu dengan 3P (Potensi, Posisi dan Peran). Hal demikian penting guna mengejawantahkan regenerasi yang paripurna, bukan semata menjadi pelengkap statistik di perguruan tinggi belaka.
Maksud 3P (Potensi, Posisi dan Peran) tersebut ialah:
- Potensi: Mahasiswa mempunyai potensi yang amat besar guna menjadi agent of change dan pemimpin masa depan.
- Posisi: Mahasiswa mempunyai posisi strategis dan krusial sebagai kaum intelektual yang mempunyai akses terhadap pengetahuan dan informasi.
- Peran: Mahasiswa harus berperan, bukan baperan. Berperan aktif dalam berbagai lini kehidupan masyarakat guna mengejawantahkan transformasi positif.
Jadi, mahasiswa bukan hanya semata status, namun identitas yang dibersamai dengan tanggungjawab dan peranan kritis dalam mengkonfigurasi masyarakat yang lebih fair, sejahtera dan demokratis.
Lantas, sejauhmanakah kita telah berperan memikul tanggungjawab ini?
Berikan komentar Anda pada kolom komentar dibawah.
masih status belaka 🤣
BalasHapus