Kiat-Kiat Retorika Terlihat Benar
Apakah Anda selama ini ketika berdiskusi atau berdebat berasa dimarjinalkan oleh argumen komunikan? Atau justru argumen Anda yang memarjinalkan Anda?
Jika iya, Anda perlu mencoba teknik berikut yang dapat membuat statment Anda terlihat benar dan membuat sebuah diskusi ataupun perdebatan serasa dimenangkan oleh Anda.
Teknik yang dimaksud diatas ialah teknik framing. Teknik ini apabila di implementasikan secara tepat, maka dapat menjadi senjata rahasia Anda dalam berbagai perbincangan.
Framing atau seni mengemas informasi ini mampu memanipulasi persepsi dan interpretasi komunikan. Teknik ini bak seperti jurus siluman yang mampu mem-blurkan fakta dan mengorientasikan opini ke rute yang Anda kehendaki.
Secara sederhananya, teknik ini dapat membuat komunikan kebingungan dan secara implisit membuat Anda terlihat benar dimata khalayak.
Teknik ini tidak begitu mempersoalkan ihwal benar atau salah dalam sebuah perbincangan (diskusi atau debat). Melainkan, selama Anda memenangkan argumen, maka Andalah yang benar.
Ada tiga poin krusial ketika Anda ingin berdiskusi ataupun berdebat dengan teknik framing, yakni:
1. Pengaplikasian term
Konfigurasilah sebuah fondasi argumen yang kokoh dengan diksi-diksi yang mem-profitkan Anda. Sehingga, komunikan terpenjara dalam bingkai etos yang Anda lahirkan, membuatnya sulit untuk keluar dan sulit pula menentang argumen Anda. Secara simplenya adalah Anda mengaplikasikan term yang hanya Anda pahami, tapi membingungkan komunikan.
2. Taburi Bumbu Analogi
Taburi bumbu analogi, seperti menyederhanakan sebuah hal yang kompleks, sehingga sajiannya nanti enak untuk dicerna. Dengan taburan bumbu ini, maka komunikan terhipnotis kedalam ilusi kebenaran, mem-blurkan kompleksitas dan mendorong komunikan untuk menelan terus sebagai fakta. Secara sederhananya adalah Anda membuat sebuah analogi yang mudah dipahami komunikan, tapi menguntungkan argumen Anda.
3. Merangkai Pertanyaan
Setelah taburan bumbu ditaburi, step terakhir ialah penyajian. Eksekusi sajian tersebut dengan sebuah pertanyaan yang berorientasi pada jawaban yang Anda inginkan, seperti "yes or yes". Sehingga, sajian ini terlihat enak dan membatasi ruang berpikir komunikan. Secara sederhananya adalah Anda membuat teknik tombak dilema, dimana jawaban dari pertanyaan hanya ada dua. Padahal jawaban sebenarnya bukan dari dua jawaban yang telah disajikan.
Ketika langkah-langkah diatas dilancarkan secara tepat, maka Anda dapat mengorientasi opini komunikan dan keluar sebagai pemenang.
Perlu diingat dan dicatat bahwa teknik ini harus diaplikasikan dengan bertanggungjawab dan melihat situasi dan kondisi.
Nah, kira-kira siapa nih yang sudah mengimplementasikan teknik ini ketika berdiskusi ataupun berdebat?
Berikan opini random Anda pada kolom komentar dibawah, ya.
Komentar
Posting Komentar